Kajian Arsip Spesial Jum'at Seri 9: Arsip dan Syukur 

    Kajian Arsip Spesial Jum'at Seri 9: Arsip dan Syukur 

    Oleh: Herman Setyawan, M.Sc (Arsiparis Muda-UGM) 

    Arsip dan rasa syukur kepada Allah SWT, tampak seperti dua topik yang tidak berhubungan, tetapi sebenarnya dapat dihubungkan dengan cara yang elegan. Misalnya, arsip dapat memberikan sumber informasi yang kaya tentang bagaimana orang-orang di masa lalu mengungkapkan rasa syukur mereka kepada Allah SWT. 

    Melalui buku harian, surat, dan dokumen lainnya, kita dapat belajar tentang peran agama dalam kehidupan manusia dan bagaimana mereka berupaya menumbuhkan rasa syukur dan hormat kepada ilahi. 

    Arsip sebagai sumber syukur, dikatakan demikian lantaran Arsip dapat menjadi sumber rasa syukur. Dengan melestarikan dokumen dan artefak sejarah, manusia dapat menghormati generasi terdahulu dan memberikan apresiasi yang lebih besar atas perjuangan dan pencapaian mereka. 

    Arsip memungkinkan manusia terhubung dengan masa lalu dan mengenali cara  membalas budi kepada mereka yang telah pergi. 

    Kesimpulannya, secara keseluruhan, arsip dan rasa syukur kepada Allah mungkin tampak seperti topik yang terpisah, tetapi keduanya merupakan aspek penting dari budaya dan sejarah manusia. 

    Dengan mempelajari arsip dan mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang masa lalu dan masa kini serta menumbuhkan rasa keterhubungan dan penghargaan yang lebih besar terhadap dunia di sekitar kita.

    arsip syukur
    Subhan Riyadi

    Subhan Riyadi

    Artikel Sebelumnya

    Pemprov Sulsel Hargai Putusan PTUN Jakarta...

    Artikel Berikutnya

    Wakil Walikota dan Ketua TP PKK Makassar...

    Komentar

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Polres Maros Amankan Penambang Ilegal, Tanggapi Tuduhan Pembiaran Tambang Liar
    Kapolres Pelabuhan Makassar Pimpin Sertijab dan Kenal Pamit Pejabat Utama, Momen Penuh Harapan dan Semangat Baru
    Hendri Kampai: Indonesia Hanya Butuh Pemimpin Jujur yang Berani